Selasa, 28 Desember 2010

Siapa Bilang Mario Teguh Bebas Masalah ?

Siang hari yang sepi di pinggiran Kota Pinrang Iseng-iseng saya menanyakan tentang acara Mario Teguh kepada seorang anak muada. “ Suka sama Golden Ways di Metro TV ngga?” . Teman yang berdiri itu mendekat, ” Ngga. Sok suci,” katanya singkat.“Loh, kenapa?” saya balik bertanya. “Sok jadi nabi. Kayak dia bisa menyelesaikan semua masalahnya aja.”

Beberapa hari kemudian,...
di tempat yang sama, saya memutar ingatan tentang percakapan itu. Lalu, muncul pertanyaan, benarkah Mario Teguh hidupnya mulus bin lapang? Saya belum sempat bertemu Pak Mario, jadi tulisan ini merupakan hasil rekasaya-rekaannya suka-suka saya.

Saya meyakini bahwa Pak Mario sama seperti para pembaca budiman...
Yang hidupnya penuh dinamika, ada senangnya, ada juga susahnya. Ibarat gado-gado, isinya selain kentang rebus juga ada sawi dan taugenya. Kalau Pak Mario bukan manusia normal tentunya ketika acara Golden Ways rampung, dia akan menghilang pergi ke bulan dijemput bidadari.

Lalu, apa yang membuat dia tampak istimewa...
Mungkinkah orang yang tidak bisa memotivasi dirinya menjadi motivator bagi orang lain? Mungkinkah orang yang tidak bahagia dengan hidupnya bisa membahagiakan orang lain? Bagaimana Anda bisa memberi jika tidak memiliki? Pak Mario mungkin bisa memotivasi diri, sedang bahagia dan memiliki sesuatu untuk dibagi.

Saya yakin dia pernah bermasalah dengan pekerjaannya,...
istrinya, anaknya mungkin juga mertua dan tetangganya. Saya yakin sepanjang hidupnya ada orang-orang yang merendahkannya. Saya juga meyakini bahwa, entah Pak Mario ada atau tiada, masalah hidup akan selalu ada. Ibarat bangsa, masalah adalah bangsa yang merdeka. Masalah tidak dibawah bayang-bayang kekuatan lain.

Apa Anda pikir Pak Mario teguh manusia yang baik hati...
Menurut saya tidak. Dia manusia super egois. Dia sadar ketika dia membantu orang lain, dia membantu dirinya sendiri. Ketika dia mengatakan tentang keiklasan, dia memaksa dirinya untuk iklas. Ketika dia mengatakan untuk jujur, dia mati-matian membiasakan hidup jujur. Dan itu membantunya menyelesaikan banyak persoalan pribadinya. Benar kan, dia egois.

Pak Mario juga gudangnya masalah hidup... 
Bedanya, seringkali saya menjadikan masalah sebagai milik pribadi, menggenggamnya, menutupnya rapat-rapat lalu membuangnya kemana-mana. Bagi saya masalah itu mendera, bagi Pak Mario itu sumber cerita. Pak Mario mencatatnya, mengemasnya, menjual solusinya kepada publik lalu membesarlah pundi-pundi hartanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar