Kamis, 28 April 2011

Si Jenius Yang Rakus Makanan (Sahuri Mulia Hakim)

Namanya Sahuri Mulia Hakim.salah satu Mahasiswa Universitas Paramadina Jakarta Jurusan Komunikasi Angkatan 2009.(Kampus yang dikenal sebagai tempat kuliahnya para artis dan anak pengusaha di bawah pimpinan Bapak Anies Bawesdan)

Putra Pinrang kelahiran 20 Juli 1990 ini merupakan sosok jenius dan pintar.Bahkan di usia 5 Tahun dia sudah mampu membaca koran.Kepintarnya tidak lepas dari didikan sang Ayah (Drs.Abd.Hakim) yang merupakan guru Matematika SMAN 1 Pinrang.Sejak dibangku sekolah Sahuri tdk pernah lepas dari peringkat 3 besar dan selalu masuk kelas unggulan di tiap jenjang pendidikan.Alumni SMAN 1 Pinrang Angkatan 2008 merupakan mantan ketua KIR (Karya Ilmiah Remaja),salah satu organisasi ekstrakurikuler di sekolah yang di masyarakat Pinrang lebih dikenal dengan SMANSA merupakan organisasi tempat berkumpulnya orang pintar,cerdas dan jenius.Setamat SMA penyuka club Manchester United ini sempat kuliah di Universitas Hasanuddin Fakultas MIPA jurusan Statistik sebelum ia mendapat beasiswa kuliah di Universitas Paramadina.


Dalam keseharian pria yang Pemalu ini dikenal sebagai manusia berperut karet.Julukan itu tidak lepas dari kebiasaannya yang suka makan bahkan sepiring nasi tidak cukup buat dia,sehingga teman-temannya memberi nama baru yaitu Bongkeng (sejenis katak besar yang suka makan).

Rabu, 27 April 2011

Tipisnya Antara Hidup dan Kematian


Rasa capek menyelimuti ragaku pada suatu siang-menjelang sore. Aku harus menepati janji seorang kawan yang ingin bertemu denganku. Bismillah, aku pun bangkit dan bergegas pergi dengan mengendarai sepeda motor. Aku berusaha melawan rasa malasku dengan langsung mengerjakan apa yang harus kekerjakan siang itu. Just do it, itulah saran yang sering kubaca manakala rasa malas menyelimuti kalbu.

Di sepanjang jalan rasa kantuk mulai menyerang. Aku tahan sekuat daya dan berusaha mengusir rasa kantukku jauh-jauh. Rupanya rasa kantuk itu tidak mau pergi, selalu berusaha menyelinap dirongga-rongga kesadaranku. Zzzz…, rasa kantuk itu sukses mengelabuhiku. Tatkala kubuka mata, tiba-tiba ada mobil dihadapanku, aku segera menekan tuas rem sepeda motor dan Cii..it, suara rem yang mulai aus kanvasnya pun berbunyi, hatiku berdegup kencang. Whuu..aku membuang panik hatiku, rasa syukur pun muncul. Untung aku segera tersadar dan tidak menabrak mobil di depanku.

Perjalanan pun kulanjutkan. Beberapa menit berselang, rasa kantuk yang sempat hilang itu kini muncul lagi, di tengah-tengah kemacetan ibu kota yang sangat padat. Rasa kantukku benar-benar pantang menyerah merasuki ambang kesadaranku. Di tengah kemacetan, aku terlelap beberapa detik, hingga akhirnya suara klakson mobil belakangku menyadarkan kalau aku menghalangi mobil yang mau lewat. Aku segera menjalankan sepeda motor dan kulihat pengendara mobil itu kumat-kamit melampiskan rasa kesal. Ya, aku seharusnya tidur saja di peraduan bukan di atas sepeda motor. Begitu kali pikirnya..

Perjalanan tinggal beberapa menit saja kurasa. Jalan-jalan yang tadinya macet, kini sudah mulai lancar. Aku pun bisa melaju dengan mulus. Namun tidak tahu kenapa rasa kantuk mulai menyelimuti kembali. Justru di tengah kemulusan jalan, rasa kantukku makin menjadi-jadi. Aku segera berhitung untuk berhenti atau tidak. Ya, aku putuskan berhenti jika menemui sebuah masjid di samping jalan. Mataku melihat kiri kanan memperhatikan keberadaan masjid sambil menahan daun mata yang kian meredup pasrah.

“Daar!!!” motorku terjatuh menabrak batu besar di pinggir jalan. Motorku terpelanting dan aku terkapar tanpa sadar beberapa saat. Saat ku sadar ada beberapa orang menghampiriku dan menanyakan kondisiku. Alhamdulillah, Aku hanya lecet-lecet di kaki. Motorku hanya pecah pipa knalpotnya, motor bengkok sedikit, dan pecah kaca spionnya. Orang-orang yang mengerumuniku aku persilahkan bubar karena aku tidak apa-apa. Beruntung ada bengkel dekat tempat kejadian. Tertatih-tatih aku menuju ke sana, mohon tempat untuk istirahat dan minta agar motor saya diperbaiki seperlunya.

***

Aku bersyukur berulang kali dalam hati. Allah masih memberikan keselamatan padaku. Alangkah indahnya nikmat hidup-Mu ya Allah. Dengan kejadian itu Allah memberi pelajaran bagiku bahwa kematian itu bisa datang kapan saja. Batas antara hidup dan kematian teramat tipis. Barangkali lebih tipis dari lapisan yang memisahkan air dan minyak tanah, atau lapisan yang memisahkan arus panas dan arus dingin di samudera nan luas.

Terbayang jika kematian itu jadi datang, mungkin isteri dan anak-anakku akan merasa menjadi orang yang paling malang di dunia ini. Kehilangan orang yang paling dicintai, kehilangan orang yang menjadi tumpuan harapan, dan kehilangan penyemangat hidup dan pemberi kasih sayang yang menjadi penyubur benih-benih kebaikan. Aku pun mawas diri ternyata bekal-bekal yang kupersiapkan pun belum cukup. Dosa-dosaku masih menggunung dan banyak kewajiban yang belum kutunaikan.

Tidak ada kepastian di dunia ini kecuali kematian yang senantiasa mengintai dan menjemput pemiliknya. Fragmen kehidupan tersebut mengingatkanku akan nikmat kehidupan dan amal apa apa yang telah kuabdikan dalam rangka mensyukuri nikmat itu. Apakah aku selalu memberikan setiap detik hidupku sesuai haknya? Astaghfirullah, ampuni aku jika banyak berleha-leha dengan alasan beristirahat. Ampuni aku jika aku terlarut dalam ghibah dan berenang dalam genangan darah saudara-saudaraku. Ampuni aku jika harta bendaku datang lewat jalan yang syubhat, dan ampuni aku jika banyak terbuai oleh angan-angan yang menipuku.
Ya Allah ampuni aku…

Mulai kini, aku bayangkan betapa pendeknya umur manusia, banyaknya kesibukan yang harus dikerjakan, penyesalan yang dalam akibat segala kekurangan tatkala ajal menjelang, dan penyesalan setelah semuanya berlalu. Kubayangkan di pelupuk mata dan relung hatiku pahala dari orang-orang yang sempurna, sementara aku sendiri sangat kekurangan. Kubayangkan pahala orang-orang yang bekerja keras, sedangkan aku selalu saja bermalas-malasan.

Al-Jauzi memberi nasehat janganlah membiarkan jiwa kosong dari nasehat-nasehat yang Anda dengar dan jauhilah pikiran-pikiran busuk yang selalu membisiki Anda. Sesungguhnya nafsu laksana kuda yang liar, jika Anda pegang kendalinya, maka Anda dijamin tak akan terlempar olehnya. Demi Allah, jangan membuang percuma umur Anda dan jangan kotori jiwa Anda. Lindungilah diri Anda segera, sebelum Anda menjadi tak terlindungi.

Dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (QS 26: 87-89)
Waallahu’alam.

Setiap Kemenangan Butuh Kesabaran

Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran
“Ayah, ayah” kata sang anak…
“Ada apa?” tanya sang ayah…..
“aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek. sangat capek…"
"aku capek karena aku harus terus membantu ibu membersihkan rumah, sedang temanku punya pembantu, aku ingin kita punya pembantu saja! … aku capek, sangat capek …"
"aku cape karena aku harus menabung, sedang temanku bisa terus jajan tanpa harus menabung…aku ingin jajan terus! …"
"aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…"

"aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman teman ku, sedang teman temanku seenaknya saja bersikap kepada ku…"
"aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…"


Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata

” anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh 
” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.

Sampai akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…

“Wwaaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.
“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya.
” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”
” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”
” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu”
” Ooh… berarti kita orang yang sabar ya yah? alhamdulillah
” Nah, akhirnya kau mengerti”
” Mengerti apa? aku tidak mengerti”
” Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi… bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melawati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga… dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangatt indah.. seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku”
” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar ”
” Aku tau, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat … begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu, tapi… ingatlah anakku… ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri… maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri… seorang pemuda muslim yang kuat, yang tetap tabah dan istiqomah karena ia tahu ada Allah di sampingnya… maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang… maka kau tau akhirnya kan?”
” Ya ayah, aku tau.. aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini … sekarang aku mengerti … terima kasih ayah , aku akan tegar saat yang lain terlempar
Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.

Selasa, 26 April 2011

Adolf Hitler

“Bisa saja saya memusnahkan semua YAHUDI di DUNIA, tapi saya sisakan sedikit saja yg hidup. agar kamu tau mengapa alasan saya membunuh mereka” Ucapan Hitler

Seringkali, tabiat, perilaku dan pendirian seseorang adalah hasil dari pengalaman masa lalunya. Semasa kecil Hitler adalah seorang anak yang tertolak, ayahnya sangat membencinya dan menganggap perilakunya yang “antisosial” itu adalah sebuah kutukan kerena Alois Hitler (Ayah Hitler) mengawini keponakannya sendiri. Adi (nama kecil Adolf Hitler) dilahirkan pada tanggal 20 April 1889 di sebuah kota kecil di Austria dekat perbatasan Jerman. Ayahnya adalah seorang yang keras dalam mendidik anak sedang ibunya baik kepadanya.Seringkali, tabiat, perilaku dan pendirian seseorang adalah hasil dari pengalaman masa lalunya. Semasa kecil Hitler adalah seorang anak yang tertolak, ayahnya sangat membencinya dan menganggap perilakunya yang “antisosial” itu adalah sebuah kutukan kerena Alois Hitler (Ayah Hitler) mengawini keponakannya sendiri. Adi (nama kecil Adolf Hitler) dilahirkan pada tanggal 20 April 1889 di sebuah kota kecil di Austria dekat perbatasan Jerman. Ayahnya adalah seorang yang keras dalam mendidik anak sedang ibunya baik kepadanya.

Ibunya adalah salah satu dari sedikit orang yang benar-benar disayangi oleh Adolf. Ibunya sangat percaya bahwa anaknya adalah seorang jenius, dan selalu menganggap anaknya normal, walaupun sejak kecil sudah menunjukkan gejala destruktif dan antisosial. Umur 18 tahun, Adolf sudah menjadi seorang yatim piatu setelah ibunya meninggal dunia sedangkan ayahnya sudah meninggal terlebih dulu sebelumnya. Masa kecil yang diliputi dengan kebencian dan abusement dari ayahnya ini memberikan andil besar dalam mental dan kejiwaan Hitler dewasa.  

Ada hal yang harus kita pahami bahwa, jangan pernah meremehkan “dendam masa kecil”. Contoh lain juga bisa kita dapati dari kisah Mao Tse Tung. Mao kecil pernah bersekolah di sekolah yang didirikan oleh para missionaris dari Eropa, oleh sebab suatu hal Mao dimaki oleh salah satu Pastor dengan makian yang bersifat rasialis “anjing kuning!” dan mulai saat itu Mao tidak pernah kembali ke sekolah itu.

Membenci kaum agamawan. Kemudian menjadi pemimpim komunis terbesar di China, juga menjadi pembunuh massal, jutaan kaum terpelajar dan seniman tewas dibunuh dan dihukum kerja paksa dalam Revolusi Kebudayaan 1965. Nggak kalah sadis dengan Hitler Sebuah dendam masa kecil; inilah bahayanya jika itu dialami oleh seorang pemimpin! 

Hitler awalnya bercita-cita menjadi seorang seniman (bukan menjadi tentara/ politikus). Sebagai pecinta seni, maka dia mencoba mendaftar ke sebuah fakultas seni di Wina, Austria, tetapi ditolak. Penolakan ini memiliki dampak besar bagi dirinya.

Frustasi, yatim-piatu, tidak ada uang, sehingga dia selama kira-kira setahun menjadi gelandangan, hidup dari belas kasihan orang lain di jalanan. Selama itu, dia juga mulai benci terhadap orang Yahudi, kaum imigran yang hidup lebih mewah, dan ini dikuatkan dengan pendengaran dari ceramah yang sifatnya “Antisemit” oleh Walikota Vienna Karl Lueger.

Teori Lueger yang menyalahkan kekacauan ekonomi dan politik kepada kaum Yahudi, mengispirasinya menjadi pembenci kaum Yahudi sepanjang hidupnya. Ini pula yang membangun ideologinya dan menganggap bangsa Arya adalah ras tertinggi. Banyak orang berkata, seandainya saja dia diterima di sekolah seni tersebut, mungkin Hitler hanya akan menjadi seniman seperti Picasso misalnya, mungkin sejarah juga akan lain ceritanya. Disinilah salah satu letak pentingnya Hitler, dia mengubah sejarah (meskipun ke jalan yang dianggap salah). Garis hidupnya bagaikan takdir yang tidak bisa diubah

Di tahun 1914, Jerman ikut serta dalam Perang Dunia 1 dan Hitler masuk militer. Sewaktu perang di garis depan, dia terluka, dipulangkan dan mendapatkan medali untuk keberaniannya. Selama perang, Hitler berangsur-angsur menjadi seorang patriot untuk Jerman meskipun dia sendiri bukan warga negara Jerman (dia lahir di Austria). Maka dari itu, sewaktu Jerman kalah perang, dia tidak bisa menerima kenyataan, karena bagi Hitler, Jerman adalah yang terkuat. Dia lalu menyalahkan para “pengkhianat” sipil, terutama orang Yahudi sebagai penyebab Jerman kalah perang.

Jerman setelah kalah perang porak poranda. Keadaannya sangat mengenaskan dengan kota-kota yang hancur, harga barang tinggi ditambah lagi dengan datangnya gerakan-gerakan revolusi komunis. Hitler sendiri tetap berdiam di militer. Hitler membenci orang-orang dari berbagai ideologi, termasuk komunis (Karl Marx adalah seorang Yahudi), sosialis kapitalis dan liberal. Sebenarnya karir militer Hitler hanya sampai Kopral, bisa dibayangkan betapa hebatnya orang ini, dia menjadi Army Commander yang ditakuti seluruh dunia pada Perang Dunia 2.

Tahun 1919 Hitler lalu bergabung dengan sebuah partai kecil bernama Partai Pekerja Jerman dan meninggalkan karir militernya. Saat berhasil menjadi pemimpinnya dan akhirnya mengubah namanya menjadi partai NAZI. Tahun 1920, Hitler menterbitkan simbol Swastika dan Tahun 1921 Partai ini semakin solid dengan didukung oleh kelompok milisia SA.

Disinilah kita bisa melihat salah satu kejeniusan Hitler, berorganisasi dan berpidato. Apapun yang Hitler katakan adalah seperti sebuah “Religion’s order” yang membuat pengikutnya menjadi super fanatik